Pada suatu
malam sebelum pemilihan ketua OSIS di sekolah. saya bertemu dengan kakek. Biasanya
setiap malam kakek selalu ke rumah, untuk menemani kami. Karena ayah saya
pulang kerjanya malam. Memang sejak saya masuk sekolah dan ikut ekstrakulikuler
saya jarang sekali ada di rumah, pulang selalu malam, hari Minggupun tetap ke
sekolah. Makanya saya jarang ketemu kakek.
Tapi malam
itu tidak biasanya saya ketemu dengan kakek. Selapas Solat Isya kemudian nonton
tv. Kakek saya bertanya kepada saya “gimana sekolahnya?”
“Alhamdulillah
lancar Pak.” jawab saya sambil mengambil katimus
buatan ibu. Saya memanggil kakek tidak dengan panggilan Kakek, Aki ataupun Mbah.
Tapi saya memanggilnya dengan Bapak. Entah kenapa sayapun tidak tahu. Yang
jelas sejak dulu seperti itu, saudara-saudara saya yang lain dari bibi atau
paman juga memanggilnya bapak. Mungkin karena beliau begitu dekat dengan kita.
Sambil
menyeruput kopi beringin yang tidak diberi gula kakek bertanya lagi “sibuk apa
sekolahnya?”
“besok
kebetulan ada pemilihan ketua OSIS, Obi jadi salah satu calonnya.Pak” saya
menerangkan sambil membuka bungkus katimus.
Kakek
menyeruput kopinya lagi yang pahit. Menaruhnya di meja. Lalu menepuk pundak
saya. Dan Kakek bilang ke saya “Obi. Kalo nanti jadi ketua atau pemimpin jangan
sampai menginggalkan Sholat”
sambil
mengunyah katimus saya bertanya. “Emangnya
kenapa Pak?”
“Soalnya
Sholat itu kewajiban.” Jawab Kakek singkat.
“Apa
hubungannya dengan ketua atau pemimpin
pak?” saya masih belum paham.
“Karena
kalau seorang pemimpin tidak menjalankan kewajiban atas Tuhannya. Bagaimana
bisa dia menjalankan kewajibannya atas Rakyatnya.” Jawab kakek tanpa berkedip,
setelah itu kembali menyeruput kopi pahitnya yang terisa setengah gelas.
Saya tidak
bertanya lagi kepada kakek. Hanya bisa menelan katimus yang telah saya kuyah halus lalu minum teh manis hangat.
Ayah saya
pulang. Ibu membukakan pintu. Kakek pun pamit pulang.
---
Pada
akhirnya saya tidak jadi ketua OSIS. Tapi saya paham bahwa pemimpin itu harus
sholeh. Itulah tersebab kenapa syarat pertama dalam pemilihan ketua apapun
selalu Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Karena kalau seorang pemimpin tidak
menjalankan kewajiban atas Tuhannya. Bagaimana bisa dia menjalankan
kewajibannya atas Rakyatnya.
* gambar diambil disini
0 komentar:
Posting Komentar