Jumat, 10 Juli 2015

Pemimpin yang Sholeh


Pada suatu malam sebelum pemilihan ketua OSIS di sekolah. saya bertemu dengan kakek. Biasanya setiap malam kakek selalu ke rumah, untuk menemani kami. Karena ayah saya pulang kerjanya malam. Memang sejak saya masuk sekolah dan ikut ekstrakulikuler saya jarang sekali ada di rumah, pulang selalu malam, hari Minggupun tetap ke sekolah. Makanya saya jarang ketemu kakek.

Tapi malam itu tidak biasanya saya ketemu dengan kakek. Selapas Solat Isya kemudian nonton tv. Kakek saya bertanya kepada saya “gimana sekolahnya?”

“Alhamdulillah lancar Pak.” jawab saya sambil mengambil katimus buatan ibu. Saya memanggil kakek tidak dengan panggilan Kakek, Aki ataupun Mbah. Tapi saya memanggilnya dengan Bapak. Entah kenapa sayapun tidak tahu. Yang jelas sejak dulu seperti itu, saudara-saudara saya yang lain dari bibi atau paman juga memanggilnya bapak. Mungkin karena beliau begitu dekat dengan kita.

Sambil menyeruput kopi beringin yang tidak diberi gula kakek bertanya lagi “sibuk apa sekolahnya?”

“besok kebetulan ada pemilihan ketua OSIS, Obi jadi salah satu calonnya.Pak” saya menerangkan sambil membuka bungkus katimus.

Kakek menyeruput kopinya lagi yang pahit. Menaruhnya di meja. Lalu menepuk pundak saya. Dan Kakek bilang ke saya “Obi. Kalo nanti jadi ketua atau pemimpin jangan sampai menginggalkan Sholat”

sambil mengunyah katimus saya bertanya. “Emangnya kenapa  Pak?”

“Soalnya Sholat itu kewajiban.” Jawab Kakek singkat.

“Apa hubungannya dengan ketua atau pemimpin  pak?” saya masih belum paham.

“Karena kalau seorang pemimpin tidak menjalankan kewajiban atas Tuhannya. Bagaimana bisa dia menjalankan kewajibannya atas Rakyatnya.” Jawab kakek tanpa berkedip, setelah itu kembali menyeruput kopi pahitnya yang terisa setengah gelas.

Saya tidak bertanya lagi kepada kakek. Hanya bisa menelan katimus yang telah saya kuyah halus lalu minum teh manis hangat.

Ayah saya pulang. Ibu membukakan pintu. Kakek pun pamit pulang.

---


Pada akhirnya saya tidak jadi ketua OSIS. Tapi saya paham bahwa pemimpin itu harus sholeh. Itulah tersebab kenapa syarat pertama dalam pemilihan ketua apapun selalu Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Karena kalau seorang pemimpin tidak menjalankan kewajiban atas Tuhannya. Bagaimana bisa dia menjalankan kewajibannya atas Rakyatnya.


* gambar diambil disini 

0 komentar:

Posting Komentar