Rabu, 05 Juni 2013

Dokter yang mogok


Saat isro mi’raj kemaren pak amil dalam sambutanya menyampaikan permohonan maaf dari kepala desa, bahwa kepala desa gak bisa hadir dalam isro mi’raj karena sedang sakit dan kemaren pas berobat ke RSUD Karawang dokternya pada gak ada, pada mogok katanya.

Koran-koran Karawang juga banyak yang ngeberitain bahwa para dokter-dokter rsud mogok kerja. Infonya kecewa terhadapa manajemen RSUD.

Jadi keingetan bulan Agustus tahun lalu, pas bulan Ramadhan dua hari lagi sebelum hari Lebaran H-2 waktu itu, Alba, sepupu saya sempat sakit dan di rawat di RSUD Karawang. Sakitnya apa saya gak tahu, kita semua gak tahu.

Karena hari itu sudah hampir lebaran dan cuti bersama sudah dimulai, jadi dokter-dokter spesialis udah cuti juga jadi gak ada dokter yang bisa meriksa Alba, Cuma di periksa sama dokter jaga ajah, dokter jaga tersebut gak bisa mendiagnosa Alba sakit apa? Harus dikasih obat apa yang pas?

Terpaksa Alba dibawa pulang kerumah. Ya, percuma di rsud juga cuma di infus doang! Gak bisa diperiksa lebih lanjut karena dokter spesialisnya gak ada. Waktu itu sama dokter jaga katanya harus diperiksa sama dokter spesialis saraf. Karena sakitnya ada kemungkitan berhubung dengan saraf, karena Alba gak bisa bergerak, bawaanya lemes terus.

Dokter spesialis saraf kabarnya baru ada setelah cuti bersama selesai. Kemungkinan empat hari setelah lebaran.

Alba terpaksa dibawa pulang dan dirawat dirumah. Setelah empat hari setelah lebaran rencananya mau kembali ke RSUD  untuk berobar ke dokter spesialis. Harapanya dokter spesialis sudah ada di RSUD.

Tapi Alba gak kuat. Saat perjalanan ke rsud Alba menghembuskan nafas terakhirnya. Dan kembali lagi kerumah. Tanpa sadar sayapun meneteskan air mata.

Baik. Memang nyawa itu sudah di atur oleh Tuhan. Saya paham itu dan ikhlas dengan kejadian tersebut.
Dalam hati saya berspekulasi, coba dokter spesialis saraf itu ada di RSUD. Coba dokter spesialis sarap itu gak cuti? Mungkin Alba sedikit tertolong. Ah mungkinkah masih ada sisa-sisa keikhlsan yang tidak diiklaskan di hati saya.

Ketika saya mendengar dan membaca dokter di RSUD mogok. Saya pikir dokter tersebut aneh. Pasien jadi pulang lagi gara-gara dokter-dokter tersebut gak ada. Entah berapa kerugian yang diterima oleh pasien, mungkin juga ada pasien yang sama nasibnya dengan Alba. Cukup Alba saja yang gak ketemu dengan dokter. Yang lainya jangan! Bukankan dokter tersebut ada ikrarnya terhadap kemanusiaan?

Saya berharap kejadian seperti  ini gak usah ada lagi.

*gambar diambil disini